Cerita Tentang Bu Anny, Warungnya Tutup Setelah Viral di Medsos


Nama Bu Anny saat ini sedang jadi perbincangan publik di dunia maya. Pedagang warung lesehan khas Lamongan itu viral karena mematok harga selangit. Bayangkan saja, satu porsi cumi goreng dipatok seharga lebih dari Rp 200 ribu. Padahal, umumnya, harga cumi satu porsi rata-rata dijual Rp 50 ribu.

Warung yang berada di Jalan Hos Cokroaminoto, Kelurahan Slawi Wetan, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal tersebut, Kamis (30/5) malam. Lokasinya memang strategis. Berada di tengah kota dan persis di pinggir jalan yang banyak dilalui pengendara.

Warung Bu Anny berdiri di atas Main Togel Online trotoar seluas sekitar 3x10 meter. Atapnya menggunakan layos yang bercat kuning. Bagi Anda yang baru lewat jalan itu, tempat Bu Anny ini memang asyik untuk makan.

Namun sayang, malam itu, warung Bu Anny tutup. Spanduk khas warung lamongan yang biasanya terpasang, kini dicopot. Meja kursi yang biasa untuk makan diletakkan di pojok dan ditutup terpal.

“Mulai malam ini, warung Bu Anny tutup. Padahal, kemarin masih buka,” kata Iman, 35 tahun, salah seorang pedagang pulsa dan rokok yang mangkal persis di depan warung Bu Anny.

Iman menceritakan, saat warung tetangganya itu viral di media sosial 3 hari lalu, dia melihat Bu Anny masih melayani pembeli. Seperti biasa, saat itu Anny masih mematok harga selangit. “Kemungkinan dia tidak tahu kalau warungnya itu jadi perbincangan di media sosial,” katanya.

Iman sendiri sebenarnya tidak kaget dengan Agen Togel Aman & Terpercaya kabar viralnya Bu Anny. Dia yang sudah 6 tahun berjualan di depan warung makan itu sudah hafal betul kelakuan Anny. Bahkan, beberapa tahun sebelumnya sekitar 2017, warung Bu Anny juga sempat viral di media sosial, juga karena pasang tarif mencekik. Sudah pula didatangi petugas dari Pemkab Tegal. Tapi ia tidak kapok dan kembali berjualan.

“Dia (Anny) itu sudah biasa kayak gitu. Makanya kalau ada orang yang mau makan di sana, terus mampir ke sini, saya ingatkan: Jangan lupa tanya harga dulu. Begitu masuk warung, tak lama kemudian si calon pembeli langsung keluar dan tak jadi makan di sana,” tutur dia mengenang.

Munir, 59 tahun, ayah Iman ternyata lebih mengetahui kelakuan Bu Anny. Dia yang pernah jadi tukang parkir kendaraan di depan warung tersebut juga selalu mengingatkan calon pembeli. “Sampai-sampai saya pernah dipaido (ditegur) sama Bu Anny: kalau saya yang markiri seringnya pembeli pada kabur,” kata dia sambil tertawa.

Berdasarkan pemantauan Agen Togel Terbaik Iman dan Munir, warung Bu Anny buka dari pukul 16.00 hingga 23.00 WIB. Tapi memang tidak setiap hari buka. Kadang dalam tiga hari berturu-turut buka. Lalu tutup. Dua hari kemudian buka lagi. “Biasanya tutupnya kalau warung lagi sepi.”

Dalam sehari, kata Munir, sedikitnya ada 2-3 pembeli, baik rombongan maupun perorangan, yang mampir ke warung tersebut. Kalau ramai, sehari bisa sampai 10 orang. Biasanya saat hari-hari besar seperti Lebaran.

“Saya lihat yang datang itu orang-orang pendatang atau warga Tegal yang baru pulang dari Jakarta. Pernah ada yang sampai kena Rp 1,7 juta. Jadi pemudik yang bawa duit niatnya untuk orang tua malah habis di situ,” terangnya.

Soal pembeli yang ribut sama Bu Anny gara-gara harga mahal, menurut Munir, itu sudah sering terjadi. Hanya saja, entah kenapa para pembeli itu akhirnya mengalah dan mau bayar.

“Tapi pernah ada orang yang sampai ngamuk-ngamuk. Sampai Bu Anny mau dipukul gara-gara makan dua porsi harganya sampai Rp 300 ribu. Saya bilang ke Bu Anny, sudah kembalikan saja uangnya dari pada dipukul. Akhirnya uangnya dikembalikan separuh,” ujar dia.

Penuturan yang sama juga diungkapkan Situs Togel Terbaik Eka. Sama-sama penjual makanan yang berada di samping Bu Anny. Eka yang sudah 13 tahun mangkal di sana mengaku sudah tak bisa berbuat apa-apa.

"Kadang kasihan sama para pembeli. Pernah ada langganan saya mau ke sini lagi rame. Terus dia pergi ke warungnya Bu Anny. Eh dia kena sampai ratusan ribu. Akhirnya dia minta balikin uangnya. Sempat ngamuk-ngamuk juga. Dia tentara soalnya," katanya.

Hingga berita ini ditulis, PanturaPost belum berhasil mewawancarai Bu Anny. Menurut Munir dan Iman, Bu Anny yang asli orang Lamongan itu mengontrak di sebuah rumah tak jauh dari tempat dia berdagang. Namun, lokasi tepatnya belum diketahui.

Komentar